Popular Articles

May 02, 2025

Teknik Experiential Learning: Cara Belajar yang Mengubah Cara Berpikir

teknik-experiential-learning

Teknik Experiential Learning: Cara Belajar yang Mengubah Cara Berpikir dan Bekerja

Belajar Bukan Hanya Duduk dan Mendengarkan – Tapi Mengalami dan Merefleksikan

Kita hidup di era di mana materi pelatihan yang bagus saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah bagaimana peserta benar-benar terlibat, merasa “masuk” dalam pembelajaran, dan mampu mengaitkan langsung pengalaman itu dengan dunia kerja mereka.

Inilah esensi dari experiential learning—pendekatan belajar berbasis pengalaman yang semakin populer karena terbukti efektif meningkatkan keterlibatan peserta. Tapi bagaimana caranya menjalankan metode ini? Di sinilah teknik experiential learning berperan.

Apa Itu Teknik Experiential Learning?

Teknik experiential learning adalah cara atau pendekatan praktis yang digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar bermakna. Teknik ini dirancang agar peserta:

  • Terlibat aktif secara fisik dan mental
  • Mengalami langsung situasi atau simulasi
  • Merefleksikan pengalaman tersebut
  • Menghubungkannya dengan pekerjaan atau kehidupan nyata

Tujuan akhirnya bukan hanya untuk memahami konsep, tapi menginternalisasi makna pembelajaran dan mengubah cara berpikir, berinteraksi, dan mengambil keputusan.

Beberapa Teknik Experiential Learning yang Perlu Diketahui

Salah satu kekuatan experiential learning terletak pada variasi teknik yang dapat digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan peserta dan konteks organisasi. Berikut ini beberapa teknik utama yang umum diterapkan dalam experiential learning:

  1. Simulasi, adalah teknik yang mereplika situasi dunia nyata dalam lingkungan belajar yang aman. Dalam konteks pelatihan profesional, simulasi bisa berupa aktivitas seperti menjalankan sebuah bisnis mini, merancang strategi perusahaan, atau menghadapi krisis pelanggan dalam kondisi tiruan. Tujuannya adalah memberi peserta pengalaman menghadapi tantangan nyata tanpa risiko aktual, sehingga mereka bisa menguji kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan pengambilan keputusan secara langsung. Karena situasinya menyerupai dunia kerja, simulasi sangat efektif membangun kesadaran akan dinamika sistem dan konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil.
  2. Role-play, atau bermain peran, memungkinkan peserta untuk “masuk” ke dalam peran tertentu—misalnya sebagai manajer, pelanggan, atau rekan kerja dalam sebuah interaksi tertentu. Teknik ini bertujuan memperdalam pemahaman terhadap perspektif orang lain, mengasah empati, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan negosiasi. Dalam role-play, peserta didorong untuk bertindak berdasarkan skenario yang disusun sebelumnya, dan kemudian mengevaluasi reaksi serta perasaan yang muncul selama aktivitas berlangsung. Refleksi setelah role-play sangat penting karena membantu peserta menangkap makna yang lebih dalam dari pengalaman tersebut, terutama dalam kaitannya dengan konteks pekerjaan sehari-hari.
  3. Gamification adalah teknik experiential learning yang mengadopsi elemen-elemen permainan seperti poin, kompetisi, papan skor, atau tantangan berjenjang ke dalam proses belajar. Teknik ini tidak hanya membuat sesi pelatihan menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga memotivasi peserta untuk terus terlibat dan menyelesaikan misi belajar secara aktif. Gamification bisa diterapkan untuk mengembangkan berbagai aspek perilaku, seperti kerja tim, kepemimpinan, hingga pemecahan masalah. Dengan memberikan insentif melalui mekanisme permainan, peserta lebih terdorong untuk berpartisipasi penuh dan mencapai hasil yang ditargetkan.

Ingin Mendalami Teknik Experiential Learning Lebih Lanjut?

Meskipun tidak semua organisasi menyediakan pelatihan khusus untuk menguasai teknik experiential learning, Anda tetap bisa mempelajarinya secara mandiri. Banyak referensi dan kursus daring tersedia, baik melalui platform internasional seperti Coursera, edX, atau HarvardX, maupun dari berbagai artikel akademik dan praktik lapangan yang dibagikan secara terbuka oleh komunitas fasilitator.

Secara global, Anda bisa merujuk ke Association for Experiential Education (AEE) melalui situs www.aee.org. AEE adalah organisasi internasional terkemuka yang sejak tahun 1970-an telah menjadi pionir dalam mengembangkan praktik dan standar dalam experiential learning, khususnya dalam konteks pendidikan, pengembangan organisasi, dan kegiatan berbasis petualangan. AEE menyediakan berbagai sumber belajar, konferensi tahunan, serta akses ke jurnal-jurnal profesional yang dapat memperkaya pemahaman dan keterampilan Anda sebagai fasilitator atau pengambil kebijakan dalam pengembangan SDM.

Sementara di Indonesia, salah satu rujukan utama adalah Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) yang dapat diakses melalui www.aeli.or.id. AELI aktif menyelenggarakan forum diskusi, workshop, dan pelatihan fasilitator berbasis konteks lokal, sehingga cocok bagi praktisi yang ingin mengembangkan pendekatan experiential learning sesuai dengan budaya dan kebutuhan organisasi di tanah air.

Kami adalah solusi kreatif untuk
kapabilitas & kapasitas di era digital.

Capai tujuan bisnis Anda bersama tim ahli kami.
Klik tombol di bawah untuk konsultasi gratis.

Mulai Konsultasi Gratis
Risconsulting

Company

  • Tentang Kami
  • Solusi
  • Event
  • Blog
  • Hubungi Kami
Risconsulting

Podomoro City Blok
Garden Shopping Arcade Blok B/8DH
Jakarta Barat - 11470

info@ris.co.id
(021) 278 99 508